Anak saya menyukai seorang pria dengan kepercayaan yang berbeda dengan kami. Jelas ini bukan ide yang bagus. Sebesar apapun anak saya mencintai kekasihnya, saya tetap harus memutuskan hubungan mereka.
Saya nggak mau anak ini diracuni dengan ideologi, nilai dan prinsip hidup yang berbeda dengan apa yang sudah saya dan suami ajarkan pada anak dulu.
Sayangnya, mereka sulit sekali dipisahkan. Katanya sih udah cinta berat dan siap menjalani pernikahan beda agama. Setelah saya diskusikan dengan keluarga besar, kami memutuskan untuk menyadarkan anak secara batin.
Disinilah salah seorang keluarga kami mengusulkan untuk memaharkan sarana dari mbak Meida, parapsikolog Jakarta.
Kami bersyukur sekali, anak ini yang sudah tidak pulang ke rumah selama 3 bulan kok tiba-tiba mau pulang. Dia minta maaf sambil nangis-nangis di pangkuan saya.
Katanya pacarnya itu bukan orang yang baik. Dia mendekati anak saya hanya untuk diplorotin saja.
Makasih mb Meida, anak saya sudah kembali seperti dulu. Semoga semakin baik sekarang dan nurut sama orang tuanya lagi.